Monday, February 25, 2013

SO YOU KNOW ??

Suatu saat ketika sedang berdinas, waktu itu sudah pukul 19.30 WIB dan di ruang perawatan jiwa itu adalah     waktu pasien untuk istirahat tidur. Tiba-tiba datang sepasang anak muda dan bertanya, maaf mas mau tanya disini ada pasien atas nama R yang dirawat? oh, iya ada dirawat disini jawabku. Boleh besuk ga mas soalnya kita dari jauh dari Sukabumi. Oh iya...sebentar ya saya lihat kalo soalnya ini jam tidur, kalau belum tidur boleh silahkan besuk. Anda saudaranya? Iya mas saudaranya. Aku masih memberi kesempatan besuk dengan alasan pasien memang sudah relatif tenang. Kulihat pasien sudah mulai tidur, tapi ketika kupanggil namanya dia terbangun. Saya baru aja tidur pak katanya. Kubimbing dia menemui saudanya tersebut. Dengan gaya khas anak muda dan tampak terlihat sangat senang pasien menyapa pembesuk itu, tampak antusias. Kemudian si pembesuk laki-laki diajak si pasien melihat kamarnya. Sementara itu pembesuk perempuan menghampiriku, maaf mas mau tanya-tanya. Silahkan jawabku..
Pertanyaan pun dimulai dengan sebenarnya apa yang terjadi? aku mulai menjelaskan permasalahan umum yang terjadi pada gangguan jiwa. Si pembesuk nampak kurang puas, aku tidak tahu apa karena penjelasan yang kurang jelas atau dia tidak mengerti. Dia pun mulai menceritakan ketidak percayaan atas penyakit yang di derita sahabatnya itu. Tentang broken home pun mulai dia ceritakan. Tibalah pada saat ketika hampir semua pembesuk tanyakan. "Dia itu disini diapakan saja pak? terapinya seperti apa?" Itu adalah pertanyaan umum yang sering ditanyakan, wajar, karena mungkin perawatan gangguan jwa itu eksklusif,tidak semua orang mengetahuinya. Mulai kujelaskan tentang pemberian obat, lanjut ke therapi individu dan therapi kelompok. Ada satu hal yang sangat tidak nyaman kawan, anak muda ini tidak pandai mendengarkan rupanya, setiap aku bicara dan belum selesai bicara, dia selalu mendahului, macam angkot berebut penumpang. Untung aku perawat jiwa, kalau tidak ya tidak tahu juga. Sampai suatu saat keluar kata-kata yang mengerikan, sebuah saran yang sangat terlambat, "Pak kayanya dia perlu diberi kertas, tiap hari biar dia bisa menulis apa yang dia rasakan dan masalah masa lalu yang membuat dia begini" ini catatan penting kawan, saat itu posisi aku seperti mahasiswa dan pembesuk berlagak dosen. Oh...itu sudah termasuk therapi yang sering kami lakukan mba jawabku, kita biasa memberikan kesempatan pasien untuk "exfres feeling" (istilah umum di bangsal jiwa ketika pasien menceritakan perasaanya baik saat ini atau yang lampau). Setelah saran itu, dia meminta ijin untukkembali bertemu pasien. Dasar anak muda, gumamku dalam hati. Tak lama kemudian mereka kembali, dan pulang. Tapi tanpa pamitan yang memohon seperti diawal "Pak kami boleh besuk sekarang ya, rumah kami jauh", harusnya pamitan nya seperti ini "Pak kami pulang sekarang ya, maaf tak bisa lama-lama karena rumah kami jauh". Aku panggil mereka,,maaf ini ada buku tamu yang harus di isi,  si perempuan kemudian mengisi buku tamu, saat menulis alamat pembesuk tulisan Bogor pun nampak. dan oh ya..saat ngobrol-ngobrol tadi si perempuan bilang bahwa kami temennya tapi sudah seperti saudara. Dasar anak muda....!!!